Sabtu, 12 Oktober 2013

Artikel 2 K2NM UNPAR : PENGHIJAUAN SEBAGAI CIKAL BAKAL PELESTARIAN LINGKUNGAN


 

Sudah tidak asing lagi bahwa dalam satu dekade terakhir ini, global warming masih menjadi trendsetter pokok permasalahan di kancah dunia. Banyak sekali metode yang telah digunakan guna mengurangi dampak negatif yang diakibatkan oleh global warming ini, beberapa diantaranya adalah membatasi bahkan meniadakan pemakaian CFC (chlorofluorocarbon), membatasi pemakaian parfum yang berlebihan dan lain sebagainya.
Sadar atau tidak, lapisan ozon yang dianalogikan sebagai rumah kaca pelindung bumi juga kian menipis bahkan koyak secara perlahan. Sebagai makhluk yang berakal budi, kita pun terkadang kurang bersahabat dengan alam yang disinyalir merupakan ranah dimana kaki kita berpijak.
Betapa indahnya nikmat alam yang telah diciptakan, namun kita tidak memanfaatkan sebagaimana mestinya. Indonesia yang merupakan salah satu negara beriklim tropis juga ikut terseret dalam efek global warming itu sendiri. Mungkin masyarakat luas juga bertanya bagaimana cara untuk mengatasi hal ini semua? Mengatasi memang bukan hal yang mudah, namun membatasi hal-hal yang dianggap mengurangi dampak ini mungkin patut kita coba.
Bersahabat dengan alam adalah jawaban yang ampuh untuk menjawab pertanyaan tadi, walaupun tidak sepenuhnya mengatasi, namun tindakan yang nyata bersahabat dengan alam bisa menjadi napak tilas perubahan yang lebih baik. Hal-hal ini dapat dimulai dengan menggerakkan berbagai kegiatan yang bertujuan melestarikan lingkungan seperti tidak membuang sampah sembarangan, menanam pepohonan, dan lain sebagainya.
Melalui gerakan K2NM (*Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa), tangan-tangan mahasiswa dan mahasiswi melakukan penghijauan sebagai cikal bakal pelestarian lingkungan dapat tersalurkan. Bertempatkan lokasi di area gedung pasca sarjana, kami saling bahu membahu menciptakan lingkungan yang hijau nan indah merupakan kunci yang sangat membantu terdorongnya kesadaran masyarakat betapa pentingnya melestarikan lingkungan.
Berlandaskan hal kecil seperti penghijauan inilah yang ke depannya dapat mendongkrak perubahan yang besar, dimana tidak hanya generasi muda saja sebagai penggerak, namun mencakup semua generasi. Masyarakat Dayak saja mengatakan bahwa amun dia itah, eweh hindai?. Maka, makna yang tersirat didalamnya adalah tidak pandang bulu dari yang kecil sampai yang besar,  dari yang muda sampai yang tua, siapa lagi?
Kesadaran dari diri sendiri itu sangat penting, karena satu hal kecil yang kita perbuat dapat menjadi satu hal besar. Terlebih lagi satu hal yang terpenting dan harus kita camkan yakni “bersahabatlah dengan alam, maka alam juga  bersahabat dengan kita”

-Yeni Eka Sari Sagala-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar