Jumat, 19 Agustus 2011

DISASTER!!!!


Haduuuh super disaster deh pokoknya.. Lagi.. Dan lagi gue mengalami masalah yang sama.. That is about my HAIR..
Gue sadar dan gue tau kalo rambut manja gue ini super lambat pertumbuhannya. Terakhir gue cutting hair pada bulan Mei tahun 2010..
Like this..


Begini ceritanya kenapa gue jadi potong rambut sependek itu. Awalnya... rambut gue panjang lurus tebal, dan fine-fine ajja nggak punya masalah. Nah gue kan ada rencana mau ngerayain sweetseventeen gue tuh, di tahun 2009, dengan centilnya gue bilang ke ibu kalo gue pengen punya rambut keriting gantung. Karena ibu gue baik hati, diturutin deh itu kemauan gue, yaa besoknya pergilah ke salon ngeritingin rambut. Berjam-jam nunggu, dan SUREPRISE... Gue nggak suka banget dengan rambut gue ketika itu. Keriting gantung yang nggak sukses. DERITA GUE.. L
Nggak ada jalan lain yaa sudah diemin ajja ini rambut, sambil terus perawatan, akhirnya gue bosen juga dengan bentuk rambut yang seperti itu. Sudah cukup gue bertahan dengan rambut keriting buatan itu sampai satu tahun selanjutnya.
Dan sekarang, bulan Agustus 2011, bentuk rambut gue seperti ini..

Gue kembali terfikir untuk memotong rambut gue,, LAGI.. Maksud hati sih hanya ingin membentuk rambut gue yang awalnya BOB menjadi SHAGGY, bukan untuk menjadi pendek lagi. Akhirnya pergilah gue ke salon yang pernah gue sambangin setahun yang lalu itu,  setelah nunggu antrian berjam-jam, cas cis cus ces cos..
DAN SEKARANG...................
BUKAN INI YG GUE MAU..................

Stresssssssss tingkat DEWO L

Rabu, 17 Agustus 2011

Sederhana Saja


Jika gue bertanya seperti ini ::
"kamu punya apa untuk mencintaiku??"

Maka jawaban yang harusnya gue dengar adalah ::
"Aku selalu menjaga sholat 5 waktu ku, aku sudah pernah mengkhatamkan Al-Qur'an, aku menyayangi dan sangat menghormati kedua orang tua ku, aku memiliki iLmu, aku memiliki etika dan sopan santun, aku memiliki impian, aku memiliki masa depan, dan aku memiliki cinta sederhana untuk mu."

-Nurul Ayu Fitriyanti-

Selasa, 16 Agustus 2011

"Di Balik Sikap Keras Ayah"


Pagi ini gue menyelesaikan tugas rumahan gue lebih cepat dari biasanya, horeeeeeee.. Jam setengah 7 semuanya sudah beres (belum mandi sih sebenarnya, xixixi). Seneng, karena udah nggak punya tanggungan kerjaan lagi, tapi akhirnya gue jadi ngerasa nggak ada lagi yang bisa gue kerjain karena semua sudah beres. Terus mau ngapain lagi ini? Mandi? Males banget. Nonton TV? Nggak demen gue nonton TV pagi-pagi gini. Tidur? Sepertinya menyenangkan, tapi ntar gue dimarahin tidur pagi-pagi gini. Akhirnya gue memutuskan untuk masuk ke dalam kamar dan melanjutkan membaca buku yang sudah seminggu ini gue cicil pengen diselesein ngebacanya. Dan gue sangat tersentuh ketika membaca disalah satu halamannya terdapat suatu cerita yang berjudul “Di Balik Sikap Keras Ayah”. Begini petikannya:

Ketika Anda masih kecil, ibulah yang lebih sering mendongeng untuk Anda. Tapi tahukah Anda bahwa sepulang bekerja, dengan wajah lelah, yang pertama kali ditanyakan kepada ibu adalah kabar Anda dan apa yang Anda lakukan seharian?

Ketika Anda belajar naik sepeda di masa kanak-kanak, ayah akan melepaskan roda bantu di sepeda Anda, dan ibu khawatir jika Anda terjatuh. Tapi tahukah Anda bahwa itu ayah lakukan karena dia yakin anak kesayangannya pasti bisa melakukannya?

Ketika Anda merengek minta mainan baru, ibu menatap Anda dengan iba, tapi ayah berkata dengan tegas, “Tidak sekarang!”. Tahukah Anda, bahwa hal itu mendidik Anda menjadi anak yang tidak manja lantaran tidak semua keinginan Anda terpenuhi dengan segera?

Ketika Anda sakit pilek, ibu merawat dan memberikan perhatian ekstra pada Anda. Tapi ayah justru membentak, “Sudah dibilang jangan minum es!”. Tapi tahukah Anda bahwa sebenarnya ayah sangat mengkhawatirkan Anda?

Ketika Anda beranjak remaja dan menuntut untuk dapat izin keluar malam, ayah akan sering membentak dan melarang. Tapi tahukah Anda bahwa ayah melakukan itu karena ia sangat ingin menjaga Anda?

Ketika Anda mulai berlama-lama menelepon atau menerima telepon dari seseorang, ayah akan berada di sekitar Anda dan mendengarkan pembicaraan Anda dan teman Anda di telepon. Tahukah Anda, bahwa rasa ingin tahu ayah akan teman spesial Anda, disebabkan ia ingin memastikan bahwa anaknya memilih teman istimewa yang tepat?

Ketika Anda lulus SMA, ayah akan memaksa Anda menjadi dokter atau insinyur. Tapi tahukah Anda, bahwa itu semata-mata karena ayah sangat memikirkan masa depan Anda? Dan pada kenyataannya ayah akan tetap tersenyum dan mendukung Anda saat pilihan Anda tidak sesuai keinginannya.

Ketika Anda harus berkuliah di luar kota, ayah harus melepas Anda. Tahukah Anda bahwa pada saat itu badan ayah terasa kaku untuk memeluk Anda?

Ketika itu, ayah hanya tersenyum sambil memberi nasihat ini-itu dan menyuruh Anda berhati-hati. Padahal ayah ingin sekali menangis seperti ibu dan memeluk Anda erat-erat. Yang ayah lakukan hanyalah menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundak Anda sambil berkata, “Jaga dirimu baik-baik, ya”. Tahukah Anda bahwa ayah melakukan hal ini agar Anda kuat dan dewasa?

Ketika Anda membutuhkan uang untuk biaya kuliah dan kehidupan sehari-hari Anda, ayah adalah orang pertama yang akan mengerutkan kening. Tapi tahukah Anda, bahwa ayah akan bekerja keras untuk mengirim sejumlah uang yang Anda butuhkan, agar Anda bisa merasa sama dengan teman-teman Anda di kampus?

Ketika Anda diwisuda, ayah adalah orang pertama yang akan berdiri dan memberikan tepuk tangan untuk Anda.

Ketika Anda memilih pasangan hidup, ayah adalah orang pertama yang yakin bahwa Anda telah memilih pasangan yang tepat.

Ketika Anda duduk di pelaminan, ayah akan tersenyum bahagia. Tapi tahukah Anda bahwa dalam hati kecilnya ayah merasa ‘kehilangan’ anak kesayangannya?

Setelah itu ayah hanya bisa menunggu kedatangan Anda bersama cucu-cucunya yang sesekali menjenguknya. Dengan rambut yang telah dan semakin memutih, dan badan serta lengan yang tak lagi kuat menjagamu dari bahaya, ayah telah menyelesaikan tugasnya.

Dengan backsound lagunya si om Ebit G. Ade “Titip Rindu Buat Ayah”, gue nggak bisa menahan tetesan air yang terus jatuh dari mata indah gue. Gue selalu merindukan ayah, gue terlalu bangga dan mencintai ayah. Gue amat sangat bersyukur Allah memberikan gue seorang ayah seperti beliau, tidak ada duanya, dan sangat luar biasa. Ayah memang tidak selalu memberikan uang yang melimpah, tapi ayah selalu menunjukkan cinta tulusnya untuk gue. Hal itu lebih dari cukup.

Ayah adalah laki-laki paling sempurna dalam hidup gue, that is why gue HARUS bisa menemukan pendamping hidup gue kelak yang sama seperti ayah bahkan mungkin yang lebih baik dari ayah. Never stop to hope!!

I LOVE YOU FULL, Dad..
I MISS YOU EVERY MOMENT
I ALWAYS PROUD OF YOU

-Nurul Ayu Fitriyanti-

Hari Ke-16


Alhamdulillah yaa nggak terasa ini sudah hari ke 16 di bulan Ramadhan, Insya Allah kurang 13 hari lagi kita sampai di HARI RAYA IDUL FITRI.. (Ihiiiiirr pake baju baru.. gkgkgkgk).. Dan hari ini adalah hari ke 7 gue nggak bisa ikut berpuasa. Tanya kenapa? Karena gue perempuan. Kenapa emangnya kalau gue perempuan? Karena tanpa gue ceritain juga kalian sudah pada tahu kan alasannya mengapa gue nggak bisa ikut berpuasa selama 7 hari belakangan.. Na na na na..

Dan tahukah Anda, 7 hari nggak bisa ikut berpuasa itu rasanya cukup ‘menyakitkan’ bagi gue. Karena sudah pasti gue tetep ngerasain lapar dan dahaga, sama seperti mereka yang berpuasa. Hanya bedanya, mereka menahan lapar dan dahaga kemudian mendapat pahala berpuasa sedangkan gue HANYA mendapatkan laparnya doang. Selama berpuasa sudah pasti nggak ada hidangan yang bisa gue santap dan lagi gue memang harus menghormati orang rumah yang sedang berpuasa. Gue nggak bisa masak, kan nggak lucu kalo gue mesti minta tolong ibu untuk ngebikinin gue makanan?? Dan lebih nggak lucu lagi kalo gue mesti pergi ke warung makan di saat jam berpuasa. Yasudah akhirnya seadanya sajalah, minum susu coklat dengan roti, Alhamdulillah wa syukurilah, cukup buat ngeganjel perut sampai waktu berbuka.

By the way, berpuasa itu ajaib loh. Iyaa ajaib beneran.. Yang pertama, ketika gue sedang nggak berpuasa gue lebih cepat merasa lapar, apalagi kalo seharian nggak makan pasti deh sakit perut melilit-lilit rasanya. Tapi ketika berpuasa, gue kan nggak makan tuh dari subuh sampai bedug maghrib, memang sih lapar tapi nggak sampai bikin gue sakit perut. Padahal sama-sama nggak makan seharian kan?? Allah itu adil mamen J..

Yang kedua, setiap individu yang menjalankan ibadah puasa akan lebih menjaga ibadah sholatnya. Coba ajja peratiin diri kamu sendiri (yang menjalankan puasa), pasti lebih rajin dan khusyuk menjalankan sholatnya kan?? Mungkin yang biasanya sholat suka ngulur-ngulur waktu dan ogah-ogahan, selama berpuasa ketika mendengar adzan pasti langsung berdiri mengambil air wudhu, kemudian mendirikan sholat tanpa harus diomelin emaknya dulu. Apa artinya puasa yang kamu jalani kalo kamu nggak menjalankan kewajiban sholat itu sendiri?? Sia-sia ntar jatohnya loh..

Yang ketiga, ketika berpuasa sudah pasti kita lebih pandai menahan esmosiiiii. Iyaa itu yang gue rasain, gue ini gampang emosian, gampang marah, gampang nangis, gampang ketawa, tapi nggak gampang jatuh cinta *Looohh.. Dan ketika gue sedang berpuasa, setiap gue emosi pengen marah misalnya gue langsung terfikir, “Weeeits sabar, lagi puasa nih, jangan marah-marah.” Atau kalo gue lagi sedih dan pengen nangis, gue juga langsung terfikir, “Jangan nangis eh, ntar batal puasanya ketelen air mata.” Jadi, secara nggak sadar berpuasa itu sudah mengontrol emosi kita.

Menurut kamu, keajaiban apa yang kamu rasain selama berpuasa??

Sebenarnya ada banyak sekali kebaikan yang muncul dari berpuasa itu sendiri. Gimana pintar-pintarnya kita deh yang menyadarinya. Semoga ajja kebaikan-kebaikan itu nggak cuma dilakuin ketika berpuasa ajja, seharusnya memang selalu demikian in every day life..

Semoga momen Ramadhan ini bisa mengubah diri kita menjadi pribadi yang imannya lebih kuat, lebih pandai bersyukur, lebih tawadhu’, dan menjadi lebih baik dari sebelumnya.. Amiiiin..

-Nurul Ayu Fitriyanti-

Senin, 15 Agustus 2011

Bukan 1000 Tahun


Pada kenyataannya kita tidak bisa hidup 1000 tahun..
Pernahkah kamu berpikir apa yang akan terjadi jika dalam hidup kita yang singkat ini hanya diisi dengan kemalasan, keegoisan, foya-foya, tidak bertanggung jawab dan kenegatifan-kenegatifan lainnya??? Mau sampai kapan hal-hal yang tidak baik di dalam diri kita ini dilakukan terus, sementara HIDUP INI TIDAKLAH PANJANG??

Jika ‘waktu’ yang kita gunakan dalam hidup ini kebanyakan untuk hal-hal yang tidak baik, maka sudah pasti kita tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan hal-hal yang baik. Yaitu untuk prestasi kita, untuk keluarga kita, dan juga untuk impian kita.

HIDUP NYAMAN, dengan fasilitas yang sudah tersedia, segalanya berjalan lancar, tanpa hambatan, tanpa problema, muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga, itulah dambaan setiap manusia. Tetapi sayangnya itu hanya di ‘utopia’, yaitu suatu tempat nyaman yang hanya ada di ilusi seseorang. Pada kenyataannya kita hidup di dunia nyata, yang terkadang mengalami problematik kehidupan. Di dalam usaha kita, keluarga kita, ataupun hubungan dengan orangt lain. Ada yang mudah diselesaikan, ada pula yang butuh perjuangan ekstra, bahkan mungkin ada yang sampai saat inipun belum tahu bagaimana cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini (aiiihh, gue banget).

Dan pada akhirnya, pertanyaan paling mendasar yang muncul yang harus dijawab oleh setiap pribadi, yaitu “Sudahkah gue menjadi insan yang lebih baik yang telah memberikan dan mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri gue yang telah dikaruniakan oleh Tuhan??” Atau “Sudahkah gue memanfaatkan waktu yang telah diberikan oleh Tuhan ini dengan benar untuk membuat diri dan kehidupan gue menjadi lebih baik??”

WAKTU...
Terlalu lambat bagi yang menunggu..
Terlalu cepat bagi yang ketakutan..
Terlalu panjang bagi yang berduka..
Terlalu pendek bagi yang sedang bergembira..
Dan bagi yang pandai bersyukur,
waktu adalah abadi..


-Nurul Ayu Fitriyanti-