Kamis, 26 Januari 2012

Introduction of CINTA


Cinta adalah rasa. Rasa yang diberikan oleh Tuhan sebagai ‘jembatan’ untuk menyelaraskan kehidupan kita sebagai manusia. Dengan dipenuhi cinta maka kehidupan kita bakal tentram dan damai, nggak bakal ada tuh yang namanya bentrok-bentrokan, ataupun taur-tauran. Damai mamen..
Cinta juga bisa mengubah yang keras menjadi lunak, yang rumit menjadi simpel, dan si cakep Kiki Farel yang keren abis jadi klepek-klepek jatuh cintrong ama gue. Hallah, mauuuunyaa..
Cinta itu indah, tapi tidak selamanya cinta itu menyenangkan hati. Cinta bisa membuat hati yang berbahagia tiba-tiba menjadi patah, namanya patah hati. Gue jadi inget dulu gue pernah punya cinta yang sangat besar banget sekali untuk seseorang, dan yang gue tahu, doi juga cinta ama gue. Tapi karena sesuatu yang gue nggak tahu, doi ninggalin gue begitu saja sodara-sodara, bayangkan betapa tragisnya nasib cinta gue saat itu. Cinta gue pergi disaat gue benar-benar sedang membutuhkannya. Kasian,, kasian.. But, life must go on. Kiki Farel sedang menunggu gue. Hehehe..
Cinta itu bersyukur, salah satu bentuk rasa cinta kita terhadap apa yang kita miliki adalah dengan bersyukur. Sering-sering bersyukur juga nggak bakal bikin kita kere’ kok, bersyukur itu gratis tis tis tis, jadi rajin-rajinlah bersyukur agar Tuhan menambah kebaikan pada diri kita. Cieee gue bijaksana bener dah..
Selanjutnya, cinta itu adalah kehidupan. Cinta memang ada untuk orang-orang hidup yang masih menjalani kehidupannya dan akan tetap bertahan untuk hidupnya. Bagi seseorang yang mencintai hidupnya, ia tidak akan menyia-nyiakan waktu dan segala kesempatan yang ia miliki. Ia akan menghargai fase demi fase kehidupannya. Ia juga akan memanfaatkan detik demi detik helaan nafasnya untuk kebaikan hidupnya.
Ya begitulah cinta, sifatnya universal dan fleksibel. Siapapun berhak memiliki cinta. Siapapun berhak mendapatkan cinta. Dan siapapun berhak memberikan cinta.

-Nurul Ayu Fitriyanti-

Minggu, 22 Januari 2012

Its a LONG road


Ya Allah..
Panjang jalan yang masih harus ku jalani. Dan aku tau ada banyak rintangan yang menghadang di depan.
Ingin aku berlari melewatinya, agar cepat berlalu penderitaan ini, aku bosan selalu disalahkan, juga cape harus selalu menjaga perasaan orang lain, sedangkan perasaanku sendiri ku abaikan.
Masih adakah tempat ku untuk mengadu?
Masih adakah tempat ku bersandar? Yang tidak hanya bisa menyalahkanku, melainkan membelaku.
Kini hanya ada aku sendiri, aku sepi, hatiku hampa, pikiranku kosong, pandanganku menerawang jauh.
Aku lelah ya Allah, aku jatuh dan tidak cukup berdaya untuk bisa bangkit lagi. Otakku sudah penuh dengan kekecewaan.
Aku tau mereka ada di sekitarku, namun aku tidak bisa merasakan keberadaan mereka,
Semuanya menyalahkanku, meninggalkan aku sendiri di sini.
Ya Allah, jika benar ini jalanku, tunjukanlah aku jalanMu..
Ini bukan kehendakku, semua yang terjadi ini adalah diluar kuasaku.
Ya Allah, bantulah aku, topanglah aku di jalan yang telah Engkau sediakan untukku.
Aku bingung, juga sedih, aku malu selalu menjadi benalu, aku tidak bisa sendiri, aku hanya bisa bergantung padaMu.
Tuhan yang ku tahu hanyalah Kau, yang mampu memulihkan segala sesuatu.
Aku percaya dan akan selalu percaya, rencanaMu indah dalam hidupku.
Amiiiin.


 -Nurul Ayu Fitriyanti-

Sabtu, 14 Januari 2012

Aku dan Batinku


Aku sedang berada di titik dimana aku sangat menikmati hari-hariku bersama keluarga, teman-teman karibku dan dengan diriku sendiri. Karena bersama merekalah aku tidak merasa takut disakiti ataupun dikhianati. Bersama mereka juga aku tidak mendapatkan paksaan untuk melakukan hal-hal yang tidak aku inginkan walaupun hal tersebut adalah keinginan mereka. Bersama mereka aku merasa tentram dan damai.
Picture by Diemaz Noe
         Aku hanya ingin mencintai diriku sendiri, hanya karena aku ingin memanjakan batin ini. Aku ingin membahagiakan batinku, aku ingin menebus kesalahanku padanya karena aku telah membiarkan ia menangis, bersedih, tersakiti, terkhianati, dan terkungkung di dalam kesendirian dulunya. Oleh karena itu, sejak saat ini aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi pada batinku. Aku tidak akan membiarkan apapun atau siapapun menyiksanya lagi, sudah cukup kepedihan yang ia rasakan selama ini. Sudah cukup ia berkorban untukku.
Aku telah membuatnya bekerja keras mencintai orang lain, susah payah ia melakukannya, namun di saat ia telah berhasil melakukan apa yang harus ia lakukan untukku, aku justru membiarkannya kecewa dan terluka. Maafkan aku, batinku..
Setelah itu, aku memaksanya lagi untuk kuat, untuk tidak menangis, tidak bersedih, dan tidak menyalahkan keadaan. Aku memaksanya untuk tampak tegar, walaupun aku tau sebenarnya ia rapuh. Aku tetap memaksanya untuk baik-baik saja, walaupun aku tau sebenarnya ia merasa sangat tidak baik. Sekali lagi maafkan aku, batinku..
Aku juga telah memaksanya untuk menerima apa yang sebenarnya tidak ingin ia terima. Aku telah memaksanya untuk melakukan apa yang tidak ingin ia lakukan.
Aku terlalu egois karena lebih mementingkan perasaan orang lain daripada ia.
Aku terlalu bodoh karena lebih percaya kepada orang lain daripada ia.
Aku terlalu pengecut karena selalu memaksanya untuk lebih berani daripada diriku sendiri.
Saat ini, aku tidak ingin lagi memaksanya, aku tidak ingin membuatnya bekerja keras mencintai orang lain, justru aku akan membiarkan ia mencintai dengan sendirinya tanpa adanya paksaan, aku akan membiarkan ia memilih sendiri. Aku tidak akan membuatnya harus berpura-pura mencintai, jika hal tersebut hanya akan menyakitinya.
Aku tidak ingin lagi membuatnya seakan-akan baik-baik saja ketika ia sedang merasa tidak baik, justru aku akan membiarkan ia melakukan apa yang ingin ia lakukan, aku akan membiarkan ia menangis jika memang dengan menangis ia akan merasa lebih baik, hanya menangis karena ingin menenangkan bukan karena tersakiti, karena aku tidak akan membuatnya menangis lagi, aku telah berjanji untuk memanjakan dan membahagiakannya. Aku sedang berusaha membuktikannya.
Batinku, kini engkau tidak sendiri, kini aku bersamamu, aku akan selalu memihak padamu, aku tidak ingin lagi menentangmu. Maafkan aku yang selama ini terlalu sering menentang dan membiarkanmu sendiri, maafkan karena aku terlalu sibuk bersama yang lain. Maafkan aku terlalu sering memaksamu. Maafkan aku telah menyiakanmu. Maafkan aku telah mementingkan diriku sendiri. Maafkan aku maafkan aku..
Tolong jangan bilang ini terlambat.............

Senin, 09 Januari 2012

I lost my Kambing Jantan

Ini sudah kesekian kalinya gue kecolongan, di rumah gue sendiri. Belakangan ini, gue ngerasa nggak aman nyimpan barang-barang gue di rumah. Bukannya nggak aman untuk diri gue, tapi nggak aman untuk barang-barang tercinta gue.
Gue inget banget, banget, banget, terakhir gue naroh itu si Kambing Jantan di tempatnya. Nggak pernah gue usik, bahkan gue sentuh juga baru sekali, waktu awal beli ajja. Dan sekarang si Kambing Jantan hilang dengan sendirinya, menghilang dengan sukses, tanpa ada seorangpun yang tau kemana dia pergi atopun bersembunyi. Gimana bisa?? Aneh kan?? Iyaa aneh banget.. Gue ajja stress jadinya.
Gue ngerasa kehilangan banget, gue nggak rela banget kehilangan si Kambing Jantan, gue susah payah bisa ngedapetinnya, dan mesti nunggu lama pula, sekarang di saat gue butuh dia, dia udah raib, sepertinya udah pindah tangan. Sakiiiiiiiiiit hati gue..
Sudah dua hari, semenjak gue sadar kalo si Kambing Jantan nggak ada di tempatnya, mood gue belum juga membaik. Gue sudah berusaha mengikhlaskan, tapiiiiiiiiii gue nggak bisa ikhlas. Belum juga bisa ikhlas. Gue cuma heran ajja, kok bisa sih??? Orang rumah ditanya pada bilang nggak tau. Tapi nggak lucu kan si Kambing Jantan bisa hilang begitu ajja, kecuali emang ada curut yang kepincut dan jatuh cintrong sama Kambing Jantan gue terus dibawa kawin lari. Mereka lari-lari terus dan lupa jalan pulang, makanya nggak balik-balik. Huuuuuuuuffftt..
Sampai sekarang, gue masih nggak habis pikir, gimana bisa tuh si Kambing Jantan menghilang. Seingat gue, dia nggak punya kaki dan tangan, mestinya dia nggak pergi kemana-mana dong!!
Pliiiiiiiiiiiiiiiiiis, ini catatan buat lo si curut yang menculik Kambing Jantan gue, tolong kembalikan, tolong, gue mohon! Ini bukan masalah berapa harga gue membeli Kambing Jantan itu, tapi ini masalah kekecewaan yang teramat sangat mendalam. Ceileeeeeeeh lebee dueh gue..
Dan buat Kambing Jantan gue, pliiiiiss pulang dong, gue pengin lo kembali lagi tertata rapi di rak buku gue. Pulang dan jangan pergi-pergi lagi.. Andai ajja dulu gue ngajarin lo baca, pasti lo bisa baca tulisan ini.. Hiiiikss..
Sebenarnya gue tau sih siapa si curut itu, yang gue nggak tau adalah gimana caranya supaya dia NGAKU bahwa Kambing Jantan gue telah digadaikan!! Gue bius mencret lo!! Huuuhh